Quran Terjemahan Kemenag RI
sa`ala sā`ilum bi’ażābiw wāqi’
Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi,
lil-kāfirīna laisa lahụ dāfi’
Bagi orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya,
minallāhi żil-ma’ārij
(Azab) dari Allah, yang memiliki tempat-tempat naik.
ta’rujul-malā`ikatu war-rụḥu ilaihi fī yauming kāna miqdāruhụ khamsīna alfa sanah
Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.
faṣbir ṣabran jamīlā
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) dengan kesabaran yang baik.
innahum yaraunahụ ba’īdā
Mereka memandang (azab) itu jauh (mustahil).
wa narāhu qarībā
Sedang Kami memandangnya dekat (pasti terjadi).
yauma takụnus-samā`u kal-muhl
(Ingatlah) pada hari ketika langit menjadi bagaikan cairan tembaga,
wa takụnul-jibālu kal-‘ihn
dan gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan),
wa lā yas`alu ḥamīmun ḥamīmā
dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya,
yubaṣṣarụnahum, yawaddul-mujrimu lau yaftadī min ‘ażābi yaumi`iżim bibanīh
sedang mereka saling melihat. Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab dengan anak-anaknya,
wa ṣāḥibatihī wa akhīh
dan istrinya juga saudaranya,
wa faṣīlatihillatī tu`wīh
dan keluarga yang melindunginya (di dunia),
wa man fil-arḍi jamī’an ṡumma yunjīh
dan orang-orang di bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya.
kallā, innahā laẓā
Sama sekali tidak! Sungguh, neraka itu api yang bergejolak,
nazzā’atal lisy-syawā
yang mengelupaskan kulit kepala.
tad’ụ man adbara wa tawallā
Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama),
wa jama’a fa au’ā
dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.
innal-insāna khuliqa halụ’ā
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
iżā massahusy-syarru jazụ’ā
Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah,
wa iżā massahul-khairu manụ’ā
dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir,
illal-muṣallīn
kecuali orang-orang yang melaksanakan salat,
allażīna hum ‘alā ṣalātihim dā`imụn
mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya,
wallażīna fī amwālihim ḥaqqum ma’lụm
dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu,
lis-sā`ili wal-maḥrụm
bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta,
wallażīna yuṣaddiqụna biyaumid-dīn
dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan,
wallażīna hum min ‘ażābi rabbihim musyfiqụn
dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya,
inna ‘ażāba rabbihim gairu ma`mụn
sesungguhnya terhadap azab Tuhan mereka, tidak ada seseorang yang merasa aman (dari kedatangannya),
wallażīna hum lifurụjihim ḥāfiẓụn
dan orang-orang yang memelihara kemaluannya,
illā ‘alā azwājihim au mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malụmīn
kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka tidak tercela.
fa manibtagā warā`a żālika fa ulā`ika humul-‘ādụn
Maka barangsiapa mencari di luar itu (seperti zina, homoseks, dan lesbian), mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
wallażīna hum li`amānātihim wa ‘ahdihim rā’ụn
Dan orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya,
wallażīna hum bisyahādātihim qā`imụn
dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiannya,
wallażīna hum ‘alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn
dan orang-orang yang memelihara salatnya.
ulā`ika fī jannātim mukramụn
Mereka itu dimuliakan di dalam surga.
fa mālillażīna kafarụ qibalaka muhṭi’īn
Maka mengapa orang-orang kafir itu datang bergegas ke hadapanmu (Muhammad),
‘anil-yamīni wa ‘anisy-syimāli ‘izīn
dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok?
a yaṭma’u kullumri`im min-hum ay yudkhala jannata na’īm
Apakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk surga yang penuh kenikmatan?
kallā, innā khalaqnāhum mimmā ya’lamụn
tidak mungkin! Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui.
fa lā uqsimu birabbil-masyāriqi wal-magāribi innā laqādirụn
Maka Aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat terbit dan terbenamnya (matahari, bulan dan bintang), sungguh, Kami pasti mampu,
‘alā an nubaddila khairam min-hum wa mā naḥnu bimasbụqīn
untuk mengganti (mereka) dengan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami tidak dapat dikalahkan.
fa żar-hum yakhụḍụ wa yal’abụ ḥattā yulāqụ yaumahumullażī yụ’adụn
Maka biarkanlah mereka tenggelam dan bermain-main (dalam kesesatan) sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka,
yauma yakhrujụna minal-ajdāṡi sirā’ang ka`annahum ilā nuṣubiy yụfiḍụn
(yaitu) pada hari ketika mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia),
khāsyi’atan abṣāruhum tar-haquhum żillah, żālikal-yaumullażī kānụ yụ’adụn
pandangan mereka tertunduk ke bawah diliputi kehinaan. Itulah hari yang diancamkan kepada mereka.
The Surah takes its name from the word dhil Ma’arij in verse 3.
The subject matter bears evidence that this Surah too was sent down in conditions closely resembling those under which Surah Al Haaqqah was sent down.
It admonishes and gives warning to the disbelievers who made fun of the news about Resurrection and the Hereafter, and Hell and Heaven, and challenged the Holy Prophet (upon whom be peace) to cause Resurrection with which he threatened them to take place if what he said was true and they had become worthy of the punishment in Hell by denying it. The whole Surah is meant to answer this denial.
The Surah opens with words to the effect:”A demander has demanded a torment, the torment which must befall the deniers; and when it takes place, there will be none to prevent it, but it will take place at its own appointed time. Allah has His own way of doing things, but He is not unjust. Therefore, have patience, O Prophet, at what they say. They think it is far off, but We see it as near at hand.”
Then it is said:”Resurrection, which they desire to be hastened out of jest and fun, is terrible, and when it comes, it will cause great distress to the culprits. At that time they will even be prepared to give away their wives and children and their nearest kinsfolk in ransom to escape the punishment, but they will not be able to escape it.
Then the people have been warned to the effect; “On that Day the destinies of men will be decided strictly on the basis of their belief and their conduct. Those who turn away from the Truth in the world and amass wealth and withhold it from the needy, will be doomed to Hell; and those who fear the punishment of God here, believe in the Hereafter, keep up the Prayer, discharge the rights of the needy out of their wealth, strictly avoid immoral and wicked deeds, practice honesty in all their dealings, fulfill their pledges and trust and bear true witness, will have a place of honor in Paradise”
In conclusion, the disbelievers of Makkah who rushed in upon the Holy Prophet (upon whom be peace) from every side as soon as they saw him, in order to make fun of him, have been warned to the effect: “If you do not believe, Allah will replace you by other people who will be better than you”, and the Holy Prophet (upon whom be peace) has been consoled, so as to say: “Do not take to heart their mockery and jesting; leave them to indulge in their idle talk and foolish conduct if they are bent upon experiencing the disgrace and humiliation of the Resurrection; they will themselves see their evil end.”‘