Quran Terjemahan Kemenag RI
ḥā mīm
Ḥā Mīm.
tanzīlul-kitābi minallāhil-‘azīzil-ḥakīm
Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
inna fis-samāwāti wal-arḍi la`āyātil lil-mu`minīn
Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.
wa fī khalqikum wa mā yabuṡṡu min dābbatin āyātul liqaumiy yụqinụn
Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini,
wakhtilāfil-laili wan-nahāri wa mā anzalallāhu minas-samā`i mir rizqin fa aḥyā bihil-arḍa ba’da mautihā wa taṣrīfir-riyāḥi āyātul liqaumiy ya’qilụn
dan pada pergantian malam dan siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.
tilka āyātullāhi natlụhā ‘alaika bil-ḥaqq, fa bi`ayyi ḥadīṡim ba’dallāhi wa āyātihī yu`minụn
Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya.
wailul likulli affākin aṡīm
Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa,
yasma’u āyātillāhi tutlā ‘alaihi ṡumma yuṣirru mustakbirang ka`al lam yasma’hā, fa basysyir-hu bi’ażābin alīm
(yaitu) orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya, namun dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih.
wa iżā ‘alima min āyātinā syai`anittakhażahā huzuwā, ulā`ika lahum ‘ażābum muhīn
Dan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka (ayat-ayat itu) dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan.
miw warā`ihim jahannam, wa lā yugnī ‘an-hum mā kasabụ syai`aw wa lā mattakhażụ min dụnillāhi auliyā`, wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm
Di hadapan mereka neraka Jahanam, dan tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak pula (bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai pelindung-pelindung (mereka) selain Allah. Dan mereka akan mendapat azab yang besar.
hāżā hudā, wallażīna kafarụ bi`āyāti rabbihim lahum ‘ażābum mir rijzin alīm
Ini (Alquran) adalah petunjuk. Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya, mereka akan mendapat azab berupa siksaan yang sangat pedih.
allāhullażī sakhkhara lakumul-baḥra litajriyal-fulku fīhi bi`amrihī wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụn
Allah lah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
wa sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi jamī’am min-h, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.
qul lillażīna āmanụ yagfirụ lillażīna lā yarjụna ayyāmallāhi liyajziya qaumam bimā kānụ yaksibụn
Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tidak takut akan hari-hari Allah, karena Dia akan membalas suatu kaum sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
man ‘amila ṣāliḥan fa linafsih, wa man asā`a fa ‘alaihā ṡumma ilā rabbikum turja’ụn
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri; kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.
wa laqad ātainā banī isrā`īlal-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata wa razaqnāhum minaṭ-ṭayyibāti wa faḍḍalnāhum ‘alal-‘ālamīn
Dan sungguh, kepada Bani Israil telah Kami berikan Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian, Kami anugerahkan kepada mereka rezeki yang baik, dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masa itu).
wa ātaināhum bayyinātim minal-amr, fa makhtalafū illā mim ba’di mā jā`ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, inna rabbaka yaqḍī bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānụ fīhi yakhtalifụn
Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sungguh, Tuhanmu akan memberi putusan kepada mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang selalu mereka perselisihkan.
ṡumma ja’alnāka ‘alā syarī’atim minal-amri fattabi’hā wa lā tattabi’ ahwā`allażīna lā ya’lamụn
Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak tahu.
innahum lay yugnụ ‘angka minallāhi syai`ā, wa innaẓ-ẓālimīna ba’ḍuhum auliyā`u ba’ḍ, wallāhu waliyyul-muttaqīn
Sungguh, mereka tidak akan dapat menghindarkan engkau sedikit pun dari (azab) Allah. Dan sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain; sedang Allah pelindung bagi orang-orang yang bertakwa.
hāżā baṣā`iru lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatul liqaumiy yụqinụn
(Alquran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
am ḥasiballażīnajtaraḥus-sayyi`āti an naj’alahum kallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti sawā`am maḥyāhum wa mamātuhum, sā`a mā yaḥkumụn
Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.
wa khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqqi wa litujzā kullu nafsim bimā kasabat wa hum lā yuẓlamụn
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.
a fa ra`aita manittakhaża ilāhahụ hawāhu wa aḍallahullāhu ‘alā ‘ilmiw wa khatama ‘alā sam’ihī wa qalbihī wa ja’ala ‘alā baṣarihī gisyāwah, fa could yahdīhi mim ba’dillāh, a fa lā tażakkarụn
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
wa qālụ mā hiya illā ḥayātunad-dun-yā namụtu wa naḥyā wa mā yuhlikunā illad-dahr, wa mā lahum biżālika min ‘ilm, in hum illā yaẓunnụn
Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.
wa iżā tutlā ‘alaihim āyātunā bayyinātim mā kāna ḥujjatahum illā ang qālu`tụ bi`ābā`inā ing kuntum ṣādiqīn
Dan apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain mengatakan, “Hidupkanlah kembali nenek moyang kami, jika kamu orang yang benar.”
qulillāhu yuḥyīkum ṡumma yumītukum ṡumma yajma’ukum ilā yaumil-qiyāmati lā raiba fīhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn
Katakanlah, “Allah yang menghidupkan kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, wa yauma taqụmus-sā’atu yauma`iżiy yakhsarul-mubṭilụn
Dan milik Allah lah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa).
wa tarā kulla ummatin jāṡiyah, kullu ummatin tud’ā ilā kitābihā, al-yauma tujzauna mā kuntum ta’malụn
Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.
hāżā kitābunā yanṭiqu ‘alaikum bil-ḥaqq, innā kunnā nastansikhu mā kuntum ta’malụn
(Allah berfirman), “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”
fa ammallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fa yudkhiluhum rabbuhum fī raḥmatih, żālika huwal-fauzul-mubīn
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata.
wa ammallażīna kafarụ, a fa lam takun āyātī tutlā ‘alaikum fastakbartum wa kuntum qaumam mujrimīn
Sedangkan (kepada) orang-orang yang kafir (difirmankan), “Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu, tetapi kamu menyombongkan diri dan kamu menjadi orang-orang yang berbuat dosa?”
wa iżā qīla inna wa’dallāhi ḥaqquw was-sā’atu lā raiba fīhā qultum mā nadrī mas-sā’atu in naẓunnu illā ẓannaw wa mā naḥnu bimustaiqinīn
Dan apabila dikatakan (kepadamu), “Sungguh, janji Allah itu benar, dan hari Kiamat itu tidak diragukan adanya,” kamu menjawab, “Kami tidak tahu apakah hari Kiamat itu, kami hanyalah menduga-duga saja, dan kami tidak yakin.”
wa badā lahum sayyi`ātu mā ‘amilụ wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn
Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan yang mereka kerjakan, dan berlakulah (azab) terhadap mereka yang dahulu mereka perolok-olokkan.
wa qīlal-yauma nansākum kamā nasītum liqā`a yaumikum hāżā wa ma`wākumun-nāru wa mā lakum min nāṣirīn
Dan kepada mereka dikatakan, “Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak akan ada penolong bagimu.
żālikum bi`annakumuttakhażtum āyātillāhi huzuwaw wa garratkumul-ḥayātud-dun-yā, fal-yauma lā yukhrajụna min-hā wa lā hum yusta’tabụn
Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokkan, dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.
fa lillāhil-ḥamdu rabbis-samāwāti wa rabbil-arḍi rabbil-‘ālamīn
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan (pemilik) langit dan bumi, Tuhan seluruh alam.
wa lahul-kibriyā`u fis-samāwāti wal-arḍ, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
Dan hanya bagi-Nya segala keagungan di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
It is derived from the sentence wa tartt kullu ummat- in jathiyat-un of verse 28, implying thereby that it is the Surah in which the word jathiyah has occurred.
The period of the revelation of this Surah also has not been mentioned in any authentic tradition, but its subject matter clearly shows that it was revealed consecutively after Surah Ad Dukhan. The close resemblance between the contents of the two Surahs makes them look like the twin Surahs.
It answers the doubts and objections of the disbelievers of Makkah about Tauhid and the Hereafter and warns them for their attitude that they had adopted against the message of the Qur’an.
The discourse begins with the arguments for Tauhid. In this connection, reference has been made to the count- less Signs that are found in the world, from man’s own body to the earth and heavens, and it is pointed out that everywhere around him man finds things which testify to Tauhid which he refuses to acknowledge. If man sees carefully the variety of animals, the day and night, the rainfall and the vegetation thereby, the winds and his own creation, and ponders over them intelligently, without prejudice, he will find these Signs sufficiently convincing of the truth that this universe is not Godless, nor under the control of many gods, but it has been created by One God, and He alone is its Controller and Ruler. However, the case of the person who is determined not to acknowledge and wants to remain involved in doubts and suspicions is different. He cannot be blessed with the faith and conviction from anywhere in the world.
A little below, in the beginning of the second section, it has been reiterated that the things man is exploiting in the world, and the countless forces and agencies that are serving his interests in the universe, did not come into being just accidentally, nor have they been provided by the gods and goddesses, but it is One God alone, Who has supplied and subjected these to him from Himself. If only a person uses his mind properly and rightly, his own intellect will proclaim that God alone is man’s real Benefactor and He alone deserves that man should pay obeisance to Him.
After this, the disbelievers of Makkah have been taken to task and reproved for their stubbornness, arrogance, mockery and insistence on disbelief with which they were resisting the invitation of the Qur’an they have been warned that this Qur’an has brought the same blessing which had been granted to the children of Israel before, by virtue of which they became distinguished above all the people of the world. Then, when they failed to recognize the true worth of this blessing and disputed their religion and lost it, this blessing now has been sent to them. This is such a code of guidance which shows the clear highway of Religion to man. The people who would turn it down by their own folly, would only prepare for their own doom, and only such people would become worthy of God’s succour and mercy who would adopt obedience to it and lead a life of piety and righteousness.
In this connection, the followers of the Holy Prophet have been instructed that they should forbear and pardon the absurd and foolish behavior towards them of the people fearless of God, for if they showed patience God Himself would deal with their opponents and would reward them for their fortitude.
Then, there is a criticism of the erroneous ideas that the disbelievers hold about the Hereafter. They said that life was only this worldly life there was no life hereafter. Man dies in the course of time just as a watch stops functioning suddenly. The body is not survived by any soul, which might be seized and then breathed again into the human body some time in the future. In this regard, they challenged the Holy Prophet, saying: “If you lay a claim to this, then raise our dead forefathers back to life.” In answer to this, Allah has given the following arguments:
“You do not say this on the basis of any knowledge but are uttering this grave thing on the basis of conjecture. Do you really have the knowledge that there is no other life after death, and the souls are not seized but are annihilated?”
“Your this claim rests mainly on this that you have not seen any dead person rising back to life and returning to the world. Is this basis strong enough for a person to make a claim that the dead people will never rise to life?When you do not experience and observe a thing, does it mean that you have the knowledge that it does not exist at all?
It is utterly against reason and justice that the good and the bad, the obedient and the disobedient, the oppressor and the oppressed, should be made equal ultimately. Neither a good act should bear a good result nor an evil act an evil result; neither the grievances of the oppressed be redressed nor the oppressor be punished, but everyone should meet with the same fate ultimately. Whoever has formed this view about the universe of God, has formed a patently wrong view. The unjust and wicked people adopt this view because they do not want to face the evil results of their deeds, but this world of God is not a lawless kingdom; it is rather a system based on the Truth, in which there can be no question of the injustice of regarding the good and the bad as equal.
That the creed of the denial of the Hereafter is highly destructive of morals. This is adopted only by such people as are the slaves of their lusts, and for the reason that they should have full freedom to serve their lusts. Then, when they have adopted this creed, it goes on making them more and more perverse till at last their moral sense becomes dead and all avenues of guidance are closed against them.
After giving these arguments Allah says most emphatically: “Just as you did not become living of your own accord, but became living by Our power, so you do not die of your own accord, but die when We send death on you. And a time is certainly coming when you will all be gathered together. If you do not believe in this because of your ignorance and folly today, you may not; when the time arrives, you will see for yourself that you are present before your God and your whole book of conduct is ready accurately, which bears evidence against each of your misdeeds. Then you will come to know how dearly has your denial of the Hereafter and your mockery of it cost you.”